Tugas Individu
Perencanaan Pembangunan Peternakan
Dosen: Ir. Tanrigiling Rasyid, M.S.
RENCANA STRATEGIS
Oleh
:
MEGAWATI
I111
12 327

FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1.
Kondisi Umum
Kondisi umum
pembangunan peternakan sapi potong di Kabupaten Takalar yang dilakukan melalui
berbagai kebijakan dan standarisasi sesuai dengan visi dan misi Dinas
Peternakan Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan pada aspek
ekonomi, aspek teknis, dan aspek fungsional. Pertumbuhan tersebut merupakan
kinerja dari kebijakan yang ditempuh oleh Dinas Peternakan Kabupaten Takalar
selama kurun waktu 5 tahun berdasarkan road map yang telah ditetapkan. Dari
aspek ekonomi, pertumbuhan usaha peternakan sapi mencapai 2,7%. Pada kurun waktu yang sama,
kesempatan kerja yang dapat diserap dari hasil pembangunan peternakan sapi
tersebut berjumlah 500 orang atau mengalami peningkatan sebesar 4,2%.
Untuk aspek teknis, produksi peternakan mengalami peningkatan
yaitu daging mengalami kenaikan sebesar 2,3% dan limbah ternak mengalami
kenaikan hingga 3%. Peningkatan produksi ini akan memajukan atau meningkatkan
usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Takalar. Berdasarkan gambaran, peningkatan
produksi sapi potong dan penyediaan protein hewani asal ternak untuk masyarakat
lokal dapat direalisasikan.
Keberhasilan dalam mencapai
target yang diinginkan tidak terlepas dari perumusan kebijakan fungsional di
bidang pembibitan, budidaya, pakan dan kesehatan ternak.
I.2.
Potensi dan Masalah
I.2.1.
Analisis Lingkungan Internal
Dalam menyusun
kebijakan, prinsip yang digunakan adalah bagaimana mengkombinasikan seluruh
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dikemas dalam suatu perencanaan
yang baik sehingga suatu usaha peternakan mampu berproduksi ternak secara
mandiri dan terus meningkat. Dalam menganalisis faktor-faktor internal yang
dapat mempengaruhi kinerja Dinas Peternakan Kabupaten Takalar, dicermati dari
aspek kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
a.
Kekuatan (strengths)
Pembangunan
peternakan sapi potong di Kabupaten Takalat didukung oleh adanya kelembagaan di
berbagai aspek produksi dan kesehatan hewan, teknologi yang memadai, sarana dan
prasarana, serta regulasi yang cukup lengkap. Selain itu, ternak yang
dipelihara adalah ternak lokal, yaitu sapi Bali yang merupakan plasma nutfah masih
dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan populasi,
produksi, dan reproduktivitasnya. Potensi
lahan sebagai sumber pakan hijauan sebesar 200 ha dan potensi hasil samping
produk pertanian/perkebunan/perikanan yang melimpah sebagai sumber bahan pakan
ternak.
b.
Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan yang
dihadapai dalam pembangunan peternakan sapi potong di Kabupaten Takalar, yaitu
kinerja dari lembaga/instansi terkait belum optimal, sehingga berdampak
terhadap pelaksanaan usaha itu sendiri. Selain itu, kurangnya modal untuk
membeli peralatan yang kemudian berdampak terhadap proses produksi ternak,
sehingga kuantitas maupun kualitas produk ternak belum begitu baik.
I.2.2.
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan
eksternal, meliputi:
a.
Aspek peluang (opportunity)
Kekayaan
sumber daya alam yang melimpah dan lahan pertanian yang luas merupakan
kelebihan Kabupaten Takalar sebagai wilayah pembangunan peternakan sapi potong.
Hal ini dapat meningkatkan investasi dalam pengolahan produk bernilai tinggi,
yang didukung oleh jumlah penduduk sebagai pasar potensial. Permintaan produk
peternakan sapi potong oleh masyarakat lokal cukup tinggi, sehingga pemasaran
dari produk tersebut tidak begitu sulit.
b.
Aspek hambatan (threats)
Dukungan dari instansi
terkait masih belum optimal. Kebijakan daerah serta kebijakan antar sektor yang
masih tumpang tindih mengakibatkan kurangnya kepastian berusaha yang akhirnya
berdampak pada rendahnya tingkat kepercayaan publik. Adanya perubahan iklim
menyebabkan hilangnya kesempatan tanaman untuk berproduksi. Kemarau yang
berkepanjangan akan menyebabkan penurunan produktivitas sumber pakan, sawah
kering, petani tidak panen dan presipitasi yang berlebihan (erosi, banjir dan
pencucian unsur hara). Serangan hama dan penyakit tanaman akan meningkat
frekuensi dan intensitasnya. Perubahan iklim juga menyebabkan tanaman gagal
dalam membentuk bunga dan biji, sehingga menurunkan produksi tanaman. Akibatnya
adalah adanya kelangkaan ketersediaan bahan pakan dan pakan hijauan dan
peningkatan harga. Perubahan iklim akan sangat berpengaruh pada produksi
tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) yang limbahnya digunakan sebagai pakan
serta produksi hijauan dari padang penggembalaan (pastura).
BAB
II
VISI,
MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
II.1.
Visi
Visi Dinas Peternakan
Kabupaten Takalar, yaitu mewujudkan peternakan yang berdaya saing dan
berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan
penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak
khususnya peternak sapi potong.
II.2.
Misi
Untuk mewujudkan visi Dinas
Peternakan Kabupaten Takalar, misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a.
Merumuskan dan menyelenggarakan
kebijakan di bidang peternakan sapi potong dalam rangka meningkatkan daya saing
produksi dan produk peternakan dengan pemanfaatan sumberdaya lokal secara
berkelanjutan;
b.
Menyelenggarakan dan menggerakkan
pengembangan pembibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan
pascapanen dalam mencapai penyediaan dan keamanan pangan hewani dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan peternak.
II.3.
Tujuan
Bersinergi dengan visi
dan misi yang telah ditetapkan, tujuan yang telah ditetapkan, yaitu:
a.
Meningkatkan produksi ternak sapi potong,
sehingga dapat memenuhi permintaan produk ternak lokal;
b.
Meningkatkan kesejahteraan peternak.
II.4.
Sasaran
Sasaran utama program
Dinas Peternakan Kabupaten Takalar, yaitu:
a.
Tercapainya peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi sapi potong
b.
Tercapainya kesejahteraan
masyarakat/peternak lokal
c.
Terpenuhinya permintaan masyarakat lokal
atas produksi sapi potong
II.5. Rencana Pencapaian Program
dan Kegiatan
Program adalah
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah. Model-model rencana program dan kegiatan dapat berupa bulanan
maupun tahunan seperti pada lampiran.
Untuk melaksanakan
program yang telah ditetapkan melalui tugas pokok dan fungsi, diperlukan
pembiayaan untuk mencapai misi, visi, tujuan, dan sasaran organisasi.
Pembiayaan tersebut digunakan untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria dan bimbingan teknis
serta evaluasi sesuai dengan fungsi di bidang perbibitan, budidaya, pakan,
kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen. Selain itu,
juga diperlukan pembiayaan untuk melancarkan semua fungsi perencanaan, kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, dan monitoring evaluasi sebagai fungsi manajemen
pembangunan.
Sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya, pembiayaan program pembangunan peternakan diharapkan dapat
menjadi faktor pengungkit berbagai kegiatan yang ada di masyarakat dan aset
yang dimiliki masyarakat.
BAB
III
ARAH
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
III.1.
Arah Kebijakan
Pembangunan peternakan
sapi potong di Kabupaten Takalar diarahkan untuk:
a. Mengoptimalkan
produksi daging sapi lokal
b. Meningkatkan
kesejahteraan peternak
c. Pengembangan
kelembagaan
Pada
aspek produksi pakan ternak diarahkan untuk: (i) menambah penyediaan pakan dan air; (ii) mengembangkan
teknologi dan industri pakan ternak berbasiskan sumber daya lokal; (iii)
meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pakan; serta (iv) pengembangan dan
pemanfaatan lahan kehutanan.
III.2.
Strategi Pelaksanaan
Strategi Dinas
Peternakan Kabupaten Takalar dalam melaksanakan pembangunan peternakan sapi
potong diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembangunan peternakan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam mencapai target
tersebut, Dinas Peternakan Kabupaten Takalar mengacu pada kesepakatan General
Agreement on Tarif and Trade (GATT) yang diwadahi oleh WTO, dengan salah satu
kesepakatannya memuat agreement on agriculture, termasuk didalamnya terkait
perjanjian Sanitary and Phytosanitary (SPS) dan Technical Barrier to Trade
(TBT) seperti yang tertuang dalam UU No 7 Tahun 2004. Prinsip perjanjian
tersebut pada intinya adalah bahwa produk dan jasa yang dihasilkan dari
kegiatan sub sektor peternakan dan kesehatan hewan harus memenuhi persayaratan
keamanan (safety), standard mutu (quality), kesejahteraan hewan (animal
walfare), ramah lingkungan dan berkelanjutan.
III.3.
Program dan Kegiatan
Program merupakan
instrumen kebijakan yang berisi kegiatan- kegiatan
untuk mencapai sasaran dan tujuan. Program harus dapat menggambarkan kontribusi
dari pelaksanaan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan peternakan sapi
potong lokal. Program Dinas Peternakan Kabupaten Takalar, yaitu pembangunan
peternakan sapi potong untuk masyarakat lokal.
Outcome yang diharapkan
dari program Dinas Peternakan Kabupaten Takalar adalah (i) Meningkatnya
ketersediaan daging; (ii) Meningkatnya kontribusi ternak lokal dalam penyediaan
daging; (iii) Meningkatnya ketersediaan protein hewani berkualitas asal ternak;
dan (iv) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak.
Kegiatan merupakan
sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya yang ditujukan untuk mencapai sasaran
program. Kegiatan yang dilakukan, yaitu mulai dari pembelian lahan
penggembalaan maupun untuk perkandangan, pembuatan kandang, pengadaan peralatan
dan perlengkapan, pengadaan bibit sapi, tenaga kerja, pengolahan produksi,
pemanfaatan limbah, pemasaran.
LAMPIRAN
Matriks
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
|
No.
|
Program/Kegiatan
|
Sasaran
|
Indikator
|
Tahun
|
Σ
(Rp)
|
Penanggungjawab
|
||||
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
||||||
|
I.
|
Program pengembangan usaha sapi
potong
|
Peternak sapi potong
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
II.
|
Kegiatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Pembebasan lahan
|
1.000 ha
|
Terealisasi 1000 ha
|
200 ha
|
200 ha
|
200 ha
|
200 ha
|
200 ha
|
5.000.000.000
|
Megawati
|
|
2.
|
Pembuatan kandang dan kantor
|
700 ha
|
Terealisasi 500 ha
|
100 ha
|
100 ha
|
300 ha
|
100
ha
|
100
ha
|
450.000.000
|
Afgan Syahrul
|
|
3.
|
Tenaga kerja
|
500 orang
|
Terealisasi
|
100 org
|
100 org
|
100 org
|
100 org
|
100 org
|
300.000.000
|
Emji
|
|
3.
|
Bibit Sapi
|
3.000 ekor
|
Terealisasi 3.000 ekor
|
1.000 e
|
500 e
|
500 e
|
500 e
|
500 e
|
10.000.000.000
|
Joko Widona
|
|
4.
|
Penanaman hijauan
|
200 ha
|
Terealisasi 200 ha
|
50 ha
|
50 ha
|
50 ha
|
50 ha
|
-
|
100.000.000
|
Syamsuddin Alif
|
|
Total
|
15.850.000.000
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|